Rabu, 28 September 2022

Asosiatif: prasyarat analisis, pengujian hipotesis asosiatif parametrik, dan non-parametrik yang relevan

Judul artikel: 

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA MODEL INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN MULTI REPRESENTASI SISWA SMA


1. Analisis Novelty

Artikel yang telah direview tidak memiliki novelty. Namun dalam artikel ada tujuan yang ditargetkan yaitu untuk menghasilkan perangkat pembelajaran fisika model inkuiri terbimbing yang valid, praktis, dan efektif untuk melatihkan kemampuan multi representasi siswa SMA. Ada beberapa permasalahan yang ditemui peneliti sselama melakukan observasi yaitu:  Keterbatasan waktu guru mata pelajaran fisika untuk dapat menyediakan perangkat pembelajaran dalam melatih kemampuan multi representasi siswa; (2) Siswa mengalami kesulitan menggunakan kemampuan multi representasi fisika; dan (3) Guru bidang studi fisika kesulitan menangani siswa dengan kemampuan rendah dapat aktif dan termotivasi belajar fisika. Solusi yang memungkinkan untuk diterapkan dalam rangka mencapai ketuntasan indikator bagi siswa yang masih lemah dalam kemampuan multi representasi adalah memberikan lebih banyak soal yang berkaitan, siswa memperoleh pemahaman konsep fisika yang kontekstual melalui kegiatan multi representasi, dan bimbingan guru selama pembelajaran harus lebih intensif bagi siswa yang memiliki kecepatan belajar yang masih rendah.

 

2. Analisis Statistik

Teknik analisis data menggunakan analisis uji statistik non parametrik. Dengan bentuk ujinya adalah menggunakan uji U Mann-Witney pada data n-gain ternormalisasi dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: Tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan multi representasi siswa pada kelas yang satu dengan kelas yang lain.

H1:Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan multi representasi siswa pada kelas yang satu dengan kelas yang lain.

Jika P-value < α, maka H0 ditolak Jika P- value ≥ α, maka H0 tidak dapat ditolak (Sugiyono, 2014)

Pada kelas X1 dan X2; kelas X1 dan X3; dan kelas X2 dan X3 nilai sig. > 0.05, hal ini berarti tidak terdapat perbedaan kemampuan multi representasi awal siswa pada kelas yang satu dengan kelas yang lain.

Representasi Siswa Uji perbedaan peningkatan kemampuan multi representasi setelah pembelajaran siswa menggunakan n-gain kemampuan multi representasi tiap kelas menggunakaan uji Mann-Whitney U dengan taraf signifikansi α = 0.05 (2-tailed) .

Pada kelas X1 dan X2; kelas X1 dan X3; kelas X2 dan X3 memiliki nilai sig. > 0.05, hal ini berarti tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan multi representasi siswa pada kelas yang satu dengan kelas yang lain.


Patricius Ari_220321801888

Senin, 26 September 2022

Uji prasyarat Analisis: Normalitas, Linearitas dan Homogenitas

1.        Uji Normalitas

Uji normalitas didefinisikan sebagai salah satu pengujian dalam statistika dengan tujuan melihat sebaran data dalam suatu populasi atau variable penelitian. uji normalitas ini karena sebagai langkah awal penentuan analisis statistika data tersebut dapat menggunakan statistik parametrik atau non-parametrik(Das & Imon, 2016). Hasil pengujian yang menunjukkan sebaran data terdistribusi normal, maka analisisnya dilakukan dengan analisis statistik parametrik. data yang terdistribusi normal akan membentuk kurva bergantung kepada dua faktor yakni mean dan standar deviasi. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk uji normalitas, yakni sebagai berikut.

a.       Uji Grafik

Metode pengujian normalitas dengan menggunakan grafik ini dilakukan dengan memperhatikan penyebaran data pada sumber diagonal dengan grafik normal P-P Plot of Regression Standardized Residual.

b.      Kolmogorov Smirnov

Prinsip penting dalam pengaplikasian metode Kolmogorov Smirnov yakni peneliti diajak untuk membandingkan hasil Z-score yang telah diperoleh dengan Kolmogorov Smirnov table yang telah diasumsikan normal.

c.       Shapiro Wilk

Metode Shapiro Wilk merupakan metode untuk uji normalitas yang efektif digunakan dengan berjumlah kecil, yakni dilakukan apabila data penelitiannya < 50 data.

d.      Sknewness – Kurtosis

Pengujian normalitas dengan metode ini selain memberikan informasi terkait data yang terdistribusi normal atau tidak, juga menggambarkan kurva normalitasnya cenderung “menceng” ke kanan atau ke kiri, terlalu datar atau “gemuk” (mengumpul di tengah).

2.      Uji Linieritas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mendapati adanya hubungan antar dua variabel (variabel pengaruh dan variabel terpengaruh) bersifat linier atau pun tidak secara signifikan. (Wahyu Widhiarso, 2010) Dalam pengujian ini memperhatikan hubungan antara variabel X dan variabel Y, apakah saling berbanding lurus ataupun berbanding terbalik. Adapun beberapa cara yag dapat digunakan dalam membuktikan hubungan linier antar dua variabel seperti, Bivariate Plot, Analisis Residual, dan Linearity Test and Curve Estimation.

A.      Jenis Uji Linieritas

a.       Grafik Pencar (Scatterplot)

grafik digunakan untuk menjabarkan hubungan dua variabel yang diwujudkan dalam titik-titik yang mendeskripsikan sebaran data dalam suatu hubungan antar variabel

b.      Analisis Grafik Residual (Residual Graph Analysis)

digunakan untuk menperhatikan dan mengonfrontasikan nilai residu dan prediksi yang terstandar menggunakan grafik

c.       Estimasi Kurva (Curve Estimation Method)

menggunakan model atau pola hubungan antar dua variabel seperti linier (orde 1), kuadrat (orde 2), atau kuartik (orde ke-n).

d.    Perbedaan Eta dan R kuadrat

menggunakan hubungan antara eta dan r, yang seperti sudah diketahui eta adalah koefisien asosiasi non-linier jika hubungannya linier nilainya akan sama dengan koefisien korelasi (r Pearson).

e.       Linieritas dalam ANOVA

menggunakan ANOVA dapat dililhat dari hasil perhitungan nilai F dalam setiap pasang variabel

B.     Test for Liniearity

Dalam pengujian linieritas menggunakan aplikasi SPSS yang bernama Test for linearity dengan taraf signifikansi 0,05 dengan dua metode pengambilan keputusan yaitu:

·         Dikatakan linier jika hubungan dua variabel memiliki signifikansi lebih dari 0,05 (Sig. > 0,05), dan sebaliknya.

·         Dikatakan linier jika hubungan dua variabel dalam perhitungan manual nilai F hitung lebih besar dibandingkan dengan F tabel, dan sebaliknya.

3.        Homogenitas

Uji homogenitas merupakan uji untuk mengetahui varians dari beberapa populasi sama atau tidak. Uji ini sebagai syarat dari uji-uji perbandingan (t test dana nova), dengan syarat cukup. Yang berarti jika uji homogenitas tidak terpenuhi bisa menggunakan uji parametrik.

A.    Jenis-jenis Uji Homogenitas

a.       Uji Bartlett

Uji prasyarat ini bertujuan untuk menguji homoskedastisitas dari dua populasi atau lebih yang terdistribusi normal (Barlett, 1937).

b.      Uji Herley

Uji Hartley adalah uji yang paling sederhana karena hanya membandingkan variansi terbesar dengan variansi terkecil.

c.       Uji Layard

Layard mengenalkan uji chi-square menggunakan fungsi kurtosis dari sampel untuk menentukan homogenitas varians.

d.      Uji levene

Uji levene digunakan untuk mengetahui perbedaan dari dua variabel data dengan varians yang berbeda.

Rabu, 21 September 2022

Halo teman-teman!

Kami dari kelompok 2 melampirkan  notula dari materi uji validitas dan reliabilitas pada pertemuan ke-3 dilengkapi dengan hasil diskusi bersama dilaman SIPEJAR. 

Silakan klik Link untuk membuka notula dari materi Uji Validitas dan Reabilitas: 

https://drive.google.com/file/d/1TBzmlmV5GxweuiAN0FkZY8DvbSPaSSVI/view?usp=sharing


Uji Prasyarat (Uji Normalitas, Homogenitas dan Linieritas)

 "Implementasi Pendekatan Konflik Kognitif dalam Pembelajaran Fisika Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII"

Analisis Novelty

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya keterelibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, Pembelajaran yang cenderung monoton dan aktivitas sains rendah, selain itu juga kegiatan pembelajaran dikelas dominan bagi guru berbentuk ceramah dan peserta didik mendengarkan serta mencatat materi, Proses pembelajaran baru sampai pada tahap memberikan pengetahuan belum sampai ketahap pengembangan kemampuan  berpikir peserta didik yang mengarah pada pembentukan sikap mandiri, Pembelajaran fisika dirasa sulit oleh peserta didik, karena peserta didik belum mampu menghubungkan  antara materi yang dipelajari dengan dengan pengetahuan yang digunakan . sehingga peserta didik menerima pengetahuan secara abstrak saja tanpa mengalami sendiri.

 

Solusi yang diberikan adalah

Menerapkan motode konflik kognitif dalam pembelajaran fisika. Penerapan metode tersebut bertujuan untuk mengatasi miskonsepsi pada peserta didiik selain itu juga melatih kemampuan berpikir kritis peserta didik sehingga menghasilkan hasil belajar kongnitif peserta didik yang maksimal

 

Analisis statistik:

Penelitian ini berupa penelitian eksperimen. Data dianalisis kedalam 2 tahap yaitu analisis tahap awal(analisis prasyarat) bertujuan untuk menentukan sampel melalui uji homogenitas, serta tahap akhir untuk menguji hipotesis melalui uji normalitas dan uji perbedaan dua rata-rata.

Untuk data hasil belajar kognitif siswa setelah dilakukan uji normalitas data ternyata data berdistribusi normal. Dan untuk uji perbedaan dua rata-rata diperoleh tHitung = 5,774 dan ttabel = 1,99. Karena thitung > ttabel atau berada pada grafik daerah penolakan Ho maka dapat disimpulkan bahwa pada hasil tes evaluasi pemahaman konsep siswa ada perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.


Untuk menentukan jenis statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis dilaksanakan uji normalitas. Data hasil uji normalitas tersaji dalam Tabel 6 dan 7. Dari data yang didapatkan kemudian dilakukan uji perbedaan dua rata-rata. Hasil analisis uji perbedaan dua rata-rata pengujian hipotesis pada data kemampuan berpikir kritis siswa diperoleh thitung = 8,343 dan ttabel dengan taraf signifikansi 5% bernilai 1,66, dan untuk hasil analisis data nilai tes evaluasi pemahaman konsep siswa diperoleh thitung = 5,774 dan ttabel dengan taraf signifikansi 5% bernilai 1,99. Karena thitung > tabel ini berarti H ditolak. Hal itung tabel o ini dapat disimpulkan bahwa implementasi pendekatan konflik kognitif terbukti efektif meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, pemahaman konsep dan hasil belajar siswa


Sumber: 
Setyowati,dkk. 2011. Implementasi Pendekatan Konflik Kognitif Dalam Pembelajaran  Fisika Untuk Menumbuhkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VIII. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011): 89-96

Senin, 12 September 2022

Essay Statistik inferensial

PEMILIHAN STATISTIK YANG SESUAI

Pemilihan metode statistik yang tepat akan sangat berpengaruh kepada hasil penelitian. Begitu juga sebaliknya. Jika kita salah memilih metode statistik maka hasil penelitian kita akan diragukan. Dalam artikel kali ini kita akan mengenali beberapa beberapa hal terkait metode statistik serta alasan diperlukannya metode statistik dalam penelitian.

Pengertian Statistik Inferensial

Statistik inferensial merupakan kumpulan data yang disajikan dalam bentuk tabel atau daftar yang berupa matriks, gambar, diagram atau ukuran ukuran tertentu. Statistic diperoleh dari penggunaan metode perhitungan data penelitian yang akan menghasilkan suatu kesimpulan secara umum. Pada dasarnya data diperoleh secara bertahap dari pengumpulan data, penggabungan data, pembersihan data, penerapan metode statistik sampai kesimpulan dari data yang diperoleh. Hal ini yang menjadi dasar metode statistik memiliki peranan penting dalam penelitian. Statistic inferensial dikategorikan menjadi 2 yaitu statistic parametric dan non parametrik. Statistic parametric berhubungan dengan inferensi statistic yang membahas pengujian parameter popullasi melalui statistic dengan  menganalisis data interval atau rasio serra distribusi data (populasi) adalah normal atau mendekati normal, sedangkan statistic non parametric berhubungan dengan inferensi statistic yang tidak membahas parameter populasi dengan pengujian dilakukan menganalisis data nominal atau ordinal serta distribusi data (populasi) tidak diketahui atau bisa disebut tidak normal.

Pengolahan Data

Perhitungan yang digunakan dalam metode ini yaitu perhitungan menggunakan rumus statistik yang dapat diinterpretasikan menggunakan SPSS. Pada dasarnya statistik inferensial dibagi menjadi 2 yaitu dasar (bivariat) dan kompleks (multivariat). Statistik inferensial dasar (bivariate) dapat ditunjukkan melalui adanya satu variabel bebas dan satu variabel terikat untuk n sampel seperti uji t, uji F<ANOVA dll. Sedangkan pada statistik inferensial kompleks  terdapat tiga atau lebih variabeln sampel seperti pada regresi, korelasi dll.

Pemilihan Dan Interpretasi Statistik Inferensial

dilakukan melalui beberapa proses yaitu:

  • ·         Identifikasi masalah penelitian;
  • ·         Identifikasi variabel dan pengukurannya;
  • ·         Identifikasi pertanyaan penelitian;
  • ·         Pemilihan statistik;
  • ·         Interpretasi hasil analisis statistic

Manfaat Dari Statistic Inferensial

  • ·         Memperkirakan rerata-rata
  • ·         Mengetahui hubungan antar variabel
  • ·         Mengetahui dampak suatu intervensi

Contoh-Contoh Statistic Inferensial Dalam Kehidupan Sehari-Hari

  • ·         Confidence Interval (Interval Keyakinan)

Interval keyakinan sering disebut juga dengan tingkatan atau rentang kepercayaan dengan pengujian statistic biasanya digunakan dengan adanya perkiraan populasi melalui sampel. Confidence intervals dapat dibuat sebagai salah satu alternatif cara pengujian signifikansi hipotesis nol (Null Hypothesis Significance Testing atau NHST).

  • ·         Statistical Significance (Signifikansi Statistic)

Signifikansi statistic diperoleh dengan melihat oerbandingan Perbandingan antara t hitung dan t tabel (dapat dilihat pada tabel statistik) dengan memperhitungkan derajat kebebasan yang didasarkan pada jumlah responden

  • ·         Effect Size

Sebelum uji hipotesis atau uji interval confidence intervals, disarankan untuk menguji apakah perbedaan rata-rata yang diperoleh memiliki kepentingan praktis atau teoritis Effect size diartikan sebagai kekuatan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen

 


Rabu, 07 September 2022

Statistik Interferensial pertemuan kedua

 

Review Artikel:

Application of e-handout based on PhET simulation to improve critical thinking skills and learning independence of high school students

Link artikel: https://www.researchgate.net/publication/338511345_Application_of_e-handout_based_on_PhET_simulation_to_improve_critical_thinking_skills_and_learning_independence_of_high_school_students

 

A.      Novelty artikel:

Era globalisasi dalam dunia pendidikan pada abad 21 sangat diperlukan  keahlian atau keterampilan bagi guru dalam menghadapi berbagai permasalahan dalam kegiatan pembelajaraan. Guru dituntut agar lebih ahli dalam meguasai berbagai hal agar peserta didik lebih aktif selama proses pembelajaran. Salah satu hal yang harus guru tingkatkan dalam proses belajar yaitu dengan menerapkan pembelajaran yang melatih sikap berpikir kritis dan kemandirian siswa. Hal tersebut tidaklah mudah bagi seorang guru karena masih banyak peserta didik yang memiliki persepsi pembelajaran fisika disekolah tidak menarik dan tidak mudah dimengerti. Persepsi siswa mengenai pemebelajaran fisika tidak mudah dimengerti dilihat dari mengerjakan soal serta soal sulit dipahami. Penerapan model pembelajaran sebelumnya menunjukan aktivitas hasil belajar tidak terlibat secara langsung. Tidak semua peserta didik bersikap aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran serta sikap kemandirian siswa masih dianggap kurang. Hal ini disebabkan oleh kurangnya semangat, motivasi serta kekurang tepatan dalam pelaksanaan model pembelajaran dikelas. Maka dari itu dalam penelitian ini model problem based-learning akan diinovasi kembali dengan mengaitkan beberapa perangkat didalamnya agar peserta didik lebih terlatih sikap kritis dan mandiri.

Penerapan model problem based-learning sangat cocok digunakan pada abad 21 dengan menyesuaikan dari kurikulum 2013 dengan tujuan agar peserta didik mandiri serta aktif dalam pembelajaran . selain itu model ini didukung dengan pemberian media digital teknologi dalam pembelajaran. Pembelajaran dengan menggunakan media elektronik dapat membantu siswa dalam meningkatkan literasi fisika, memahami materi, meningkatnya kempuan berpikir siswa serta melatih sikap kemandirian pada siswa. Oleh karena itu, model problem based-learning merupakan solusi dalam peningkatan kemampuan bepikir peserta didik dan sikap kemandirian dalam belajar.

 

B.            Analisis Statistic

Penelitian yang dilakukan menggunakan skor N-Gain dengan menggunakan model one-group pretest-posttest. Penggunaan model tersebut diperolehlah data dari hasil tes awal dan akhir baik di kelas eksperimen maupun kelas eksperimen kuesioner kemandirian belajar. Pelaksanaan pengujian analisis statistic dilakukan dengan menggunakan uji paired sample t-test.

Berdasarkan tabel keluaran uji sampel independen di bagian asumsi varians yang sama, nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,007<0,05, disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi bisa disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil belajar siswa independensi di kelas modeling dan kelas implementasi.